NAMA :
IVANA NINGRUM WINDYASTRI
NPM :
33112876
KELAS :
1DB09
• KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa koordinasi
setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, sehingga akan
merugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruh kegiatan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atau perusahaan
atau bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usaha untuk
menciptakan keadaan yang berupa tiga S, yaitu serasi, selaras dan seimbang. Kebutuhan
koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan
tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentang manajemen
dan koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakin besar jumlah
rentangan semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara
efektif.
Masalah-masalah
Pencapaian Koordinasi yang Efektif.
Peningkatan spesialisasi
dan menaikan kebutuhan akan koordinasi. Empat tipe perbedaan dalam sikap dan
cara kerja di antara bermacam-macam individu dan department dalam organisasi
yang memepersulit tugas pengkoordinasian bagian-bagian organisasi secara
efektif, yaitu:
1.Perbedaan dalam organisasi terhadap tujuan
tertentu.
2.Perbedaaan dalam orientasi waktu.
3.Perbedaan dalam orientasi anatar pribadi.
4.Perbedaan formalitas struktur.
Pendekatan-penderkatan
untuk Pencapaian Koordinasi yang Efektif.
Komunikasi adalah yang
paling efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan,
penyebaran, pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang
dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Untuk alasan itulah, koordinasi
pada dasarnya merupakan tugas pemrosesan informasi.
PENDEKATAN - PENDEKATAN UNTUK MENCAPAI KOORDINASI YANG EFEKTIF
A.Pendekatan Potensi Koordinasi.
Pendekatan koordinasi ini meliputi sistem:
1.Sistem Informasi Vertical.
Adalah suatu sistem di mana informasi dapat di kirimkan ke atas dan kebawah jenjang organisasi. Misalnya penanganan IDT (inpres desa tertinggal) dari menteri dalam negeri sampai ke desa tertinggal dan sebaliknya.
2.Sistem Informasi Lateral.
Sistem ini mengabaikan rantai komando. Hubungan lateral (hubungan ke samping atau sejajar) ini memungkinkan adanya pertukaran informasi yang di butuhkan dapat di pertanggung jawabkan. Misalnya dalam kasus tanah perlu adanya informasi lateral atau badan pertanahan nasional, departemen dalam negeri, departemen kehutanan, dan departemen kehutanan.
3.Sistem Informasi Manajer Penghubung.
Manajer penghubung mempunyai wewenang formal atas semua unit yang terlibat dalam sebuah proyek. Manajer penghubung perlu di laksanakan apabila di perkirakan koordinasi secara efektif tidak berhasil di laksanakan.
B.Pendekatan Struktur.
Pendekatan ini di lakukan apabila perusahaan merasakan adanya iklim yang tidak sehat pada unit-unit karena adanya penunpukan kegiatan pada satu unit. Pendekatan ini di kenal sebagai organisasi matrik. Yaitu mencirikan adanya satuan tugas atau proyek. Satuan tugas ini dapat di bubarkan apabila proyek telah selesai.
MEKANISME - MEKANISME PENGKOORDINASIAN DASAR
Berikut adalah beberapa mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi.
a. Hirarki Manajerial. Rantai perintah, aliran
informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas
yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskansecara jelas serta
dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
b. Aturan dan Prosedur. Aturan-aturan dan
prosedur adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani
kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien
untuk koordinasi.
c. Rencana dan Penetapan Tujuan. Pengembangan
rencana dan tujuan dapat digunakan untuk mengkoordinasi melalui pengarahan
seluruh satuan organisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan
bila aturan danprosedur tidak mampu lagi memperoses seluruh informasi yang
diperlukan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan organisasi.
IV. MENINGKATAN PENDEKATAN KOORDINASI POTENSIAL
Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu:
1.Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
2.Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu: Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
a.
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga
mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
b.
Panitianya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal
dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila
dibutuhkan untuk masalahmasalah khusus.
c.
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau
proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
d.
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan
anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini
diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas
tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
e.
Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan
penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
V. PENGURANGAN KEBUTUHAN AKAN KOORDINASIBila mekanisme-mekanisme pengkoordinasian dasar tidak mencukupi, kordinasi potensialdapat ditingkatkan dengan penggunaan metode-metode di atas. Tetapi kebutuhan akan koordinasi yang sangat besar dapat menyebabkan kelebihan beban, bahkan memperluas mekanisme-mekanisme pengkoordinasian. Langkah yang paling konstruktif yang dapat diambil dalam menghadapi kasus ini adalah mengurangi kebutuhan akan koordinasi. Ada dua metode pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu :
A.Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan.
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
B.Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri.
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
http://www.scribd.com/doc/82913814/KOORDINASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar