Nama :
Ivana Ningrum Windyastri
NPM :
33112876
Kelas :
1DB09
PERENCANAAN
BAB III & IV
1. Proses Perencanaan
• Pengertian
Perencanaan
perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan
tujuan dan memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi
sumber-sumber yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil
dan jadwal yang diikuti. Para manajer mungkin membuat :
- Rencana untuk stabilitas (plan for stability),
- rencana untuk mampu beradaptasi (plan for adaptibility) atau para manajer mungkin juga membuat
- rencana untuk situasi yang berbeda (plan for contingency)
Proses perencanaan, terdiri dari :
- Menentukan tujuan perencanaan
- Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
- Mengembangkn dasar pemikiran kondisi mendatang
- Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
- Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya
- Rencana untuk stabilitas (plan for stability),
- rencana untuk mampu beradaptasi (plan for adaptibility) atau para manajer mungkin juga membuat
- rencana untuk situasi yang berbeda (plan for contingency)
Proses perencanaan, terdiri dari :
- Menentukan tujuan perencanaan
- Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
- Mengembangkn dasar pemikiran kondisi mendatang
- Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
- Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya
• Empat
tahap dasar perencanaan
Tahap 1:
Menentukan tujuan atau serangkaian
tujuan.
Perencanaan dimulai dengan
keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan perusahaan. Tanpa rumusan
tujuan yang jelas, penggunaan sumber daya perusahaan tidak efektif.
Tahap 2:
Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman akan kondisi perusahaan
sekarang dan tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang
tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting. Karena tujuan dan
rencana menyangkut waktu akan datang. Tahap kedua ini memerlukan informasi
terutama keuangan dan data statistik.
Tahap 3:
Mengindentifikasikan segala
kemudahan dan hambatan.
Segala kekuatan dan kelemahan serta
kemudahan dan hambatan perlu di identifikasikan, untuk mengukur kemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,
masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang,
adalah bagian penting dari proses perencanaan.
Tahap 4:
Mengembangkan rencana atau
serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Tahap akhir dalam proses perencanaan
meliputi pengembangan berbagai pilihan kegiatan untuk pencapaian tujuan,
penilaian pilihan kegiatan terbaik (paling memuaskan) di antara
pilihan yang ada.
• RENCANA OPERASIONAL
Rencana Operasional (Renop) Pusat
Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (PUSSIS-UNIMED)
tahun 2010, dibagi dalam empat aspek utama yang bertujuan untuk peningkatan
kualitas dan daya saing, yakni:
Kegiatan yang terkait dengan riset dan pengembangan (research and development) dalam bidang Sejarah dan ilmu-ilmu sosial,
Kegiatan yang terkait dengan pengembangan studi Sejarah dan Ilmu Sosial melalui Seminar, lokakarya, pelatihan maupun pameran ataupun seni pertunjukan.
Kegiatan yang terkait dengan penerbitan hasil seminar dan Penelitian dengan taraf nasional (ISSN) dan
Peningkatan layanan perpustakaan dan akses media informasi.
Keempat aspek ini merupakan pilar utama yang menjadi sasaran Pussis-Unimed. Melalui penetapan pilar ini, diupayakan bahwa seluruh kegiatan akan mengacu kepada tiga aspek dan perpustakaan sebagai pendukung informasi, data dan dokumentasi.
Dengan demikian, Pussis-Unimed akan mencoba mengembangkan kegiatan berupa swakelola dan bekerjasama dengan instansi dan badan lain, demikian pula dengan cara melakukan kegiatan secara bersama-sama (korporasi). Hal ini dinilai lebih efektif, terutama untuk penyebarluasan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat luas sebagai sasaran pengguna dari produk pengetahuan tersebut.
Mengacu kepada ke empat pilar kegiatan utama Pussis-Unimed tersebut diatas, maka pada tahun 2010, direncanakan kegiatan seperti dibawah ini, yaitu:
Pengembangan dan pemantapan Model Pembelajaran Wisata Sejarah Kota Cina Medan Marelan.
Pengembangan dan pemantapan Model Pembelajaran Wisata Sejarah ke Benteng Putri Hijau Delitua Namurambe Deliserdang.
Inventarisasi Situs Sejarah Kota Rentang Hamparan Perak.
Penulisan Buku Ajar Sejarah Sumatra Utara Tingkat SMA
Penulisan dan Penerbitan Jurnal Syajaratun Pussis-Unimed.
Inventarisasi situs Sejarah Pulau Kampai Kabupaten Langkat.
Focus Discusión Group (7 kali)
Pameran Arsip dan Dokumen Sejarah Kontekstual.
Melalui kegiatan PUSSIS-UNIMED diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaiknya untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan yakni menjadi pusat informasi dan dokumentasi kajian Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial khususnya di Universitas Negeri Medan dan Sumatera Utara pada umumnya.
Kegiatan yang terkait dengan riset dan pengembangan (research and development) dalam bidang Sejarah dan ilmu-ilmu sosial,
Kegiatan yang terkait dengan pengembangan studi Sejarah dan Ilmu Sosial melalui Seminar, lokakarya, pelatihan maupun pameran ataupun seni pertunjukan.
Kegiatan yang terkait dengan penerbitan hasil seminar dan Penelitian dengan taraf nasional (ISSN) dan
Peningkatan layanan perpustakaan dan akses media informasi.
Keempat aspek ini merupakan pilar utama yang menjadi sasaran Pussis-Unimed. Melalui penetapan pilar ini, diupayakan bahwa seluruh kegiatan akan mengacu kepada tiga aspek dan perpustakaan sebagai pendukung informasi, data dan dokumentasi.
Dengan demikian, Pussis-Unimed akan mencoba mengembangkan kegiatan berupa swakelola dan bekerjasama dengan instansi dan badan lain, demikian pula dengan cara melakukan kegiatan secara bersama-sama (korporasi). Hal ini dinilai lebih efektif, terutama untuk penyebarluasan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat luas sebagai sasaran pengguna dari produk pengetahuan tersebut.
Mengacu kepada ke empat pilar kegiatan utama Pussis-Unimed tersebut diatas, maka pada tahun 2010, direncanakan kegiatan seperti dibawah ini, yaitu:
Pengembangan dan pemantapan Model Pembelajaran Wisata Sejarah Kota Cina Medan Marelan.
Pengembangan dan pemantapan Model Pembelajaran Wisata Sejarah ke Benteng Putri Hijau Delitua Namurambe Deliserdang.
Inventarisasi Situs Sejarah Kota Rentang Hamparan Perak.
Penulisan Buku Ajar Sejarah Sumatra Utara Tingkat SMA
Penulisan dan Penerbitan Jurnal Syajaratun Pussis-Unimed.
Inventarisasi situs Sejarah Pulau Kampai Kabupaten Langkat.
Focus Discusión Group (7 kali)
Pameran Arsip dan Dokumen Sejarah Kontekstual.
Melalui kegiatan PUSSIS-UNIMED diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaiknya untuk pengembangan Ilmu Pengetahuan yakni menjadi pusat informasi dan dokumentasi kajian Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial khususnya di Universitas Negeri Medan dan Sumatera Utara pada umumnya.
RENCANA STRATEGIK
Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan telah berhasil menyusun Rencana Stratejik Tahun 2010 – 2015. Merupakan komitmen bersama untuk capaian 5 (lima) tahun kedepan dan sepenuhnya telah mengacu dan mendukung rencana stratejik Pemerintah Kabupaten Tojo Una una.
Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan telah berhasil menyusun Rencana Stratejik Tahun 2010 – 2015. Merupakan komitmen bersama untuk capaian 5 (lima) tahun kedepan dan sepenuhnya telah mengacu dan mendukung rencana stratejik Pemerintah Kabupaten Tojo Una una.
• Faktor dan Waktu Perencanaan
Factor waktu
dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal, yaitu:
1. waktu sangat diperlukan untuk meaksanakan perencanaan
efektif
waktu sering diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
waktu sering diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
2. tanpa informasi lengkap tentang variable-variabel dan
alternatif-
alternatif, karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan.
alternatif, karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan semua kemungkinan.
3. jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencana
harus dipertimbangkan.
Faktor waktu
lainnya yang mempengaruhi perecanaan adalah seberapa sering rencana-rencana harus
ditinjau kembali dan diperbaiki. Ini tergantung pada sumber daya yang tersedia
dan derajat ketetapan perencanaan manajemen
Rencana jangka pendek, menengah dan
panjang
Rencana –
rencana jangka pendek mencakup berbagai rencana dari satu hari sampai satu
tahun; rencana-rencana jangka menengah mempunyai rentangan waktu antara
beberapa bulan sampai tiga tahun; dan rencana- rencana jangka panjang mengikuti
kegiatan selama dua sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang
diproyeksikan dua puluh lima tahun atau lebih dimasa yang akan datang.
Perencanaan jangka panjang berkenaan dengan perencanaan strategic.
2. Penetapan
tujuan
• Misi dan Tujuan Organisasi
Misi Dan Tujuan Organisasi
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Fungsi
Tujuan
- Pedoman Bagi Kegiatan, melalui penggambaran
hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan
pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus
dilakukan
- Sumber Legitimasi, akan meningkatkan kemampuan
organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan di
sekitarnya
- Standar Pelaksanaan, bila tujuan dilaksanakan
secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian
pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
- Standar Motivasi, berfungsi sebagai motivasi dan
identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan organisasi
sering memberikan insentif bagi para anggota
- Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan
organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
Management by Objective ( MBO ) digagas pertama kali oleh Peter F.Drucker yang merupakan profesor, praktisi konsultan manajemen dari Claremont Graduate University atau sekarang dikenal dengan nama Peter F.Drucker and Masatoshi Uto Graduate School of Management.
MBO digagas pada tahun 1954, dengan tujuan agar para perusahaan dapat berjalan baik harus menetapkan sasaran yang jelas dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat tercapai secara efektif.
MBO mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen untuk partisipasi dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan MBO ini harus ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan, agar mereka melaksanakan dan memiliki komitmen yang sama, yaitu :
• Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bagian / bawahan.
• Perencanaan yang akan dilakukan setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
• Standard pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
• Prosedur untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam MBO, dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak internal di perusahaan.
Pimpinan dan karyawan di dalam perusahaan harus memiliki kesepakatan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik, dimana dicapai melalui proses perencanaan dan implementasi, serta melalui pengawasan bersama dan terintegrasi.
Dalam penyusunan rencana, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
• Apa yang akan di kerjakan ? ( What ), tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan agar tercapainya sasaran.
• Dimana kegiatan akan dilakukan ? ( Where ), perlu dipertimbangkan tempat pelaksanaan kegiatan yang dapat mendukung kegiatan perencanaan tersebut.
• Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakannya ? ( When ), dimana kemampuan untuk mengatur, memilih dan memanfaatkan waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana dan eksekusi rencana tersebut.
• Bagaimana, rencana tersebut dilaksanakan ? ( How ), dengan metoda apa pelaksanaan rencana ini akan di eksekusi.
• Siapa yang menjadi sasaran ? ( Who ), menentukan siapa sasaran dan siapa orang yang berkompeten untuk melaksanakan rencana tersebut.
• Mengapa ini dilakukan ? ( Why ), merupakan jawaban dari seluruh pertanyaan What, Where, When, How dan Who. Berusaha melihat, apakah rencana-rencana tersbut apakah memiliki kelemahan.
3. Perbuatan Keputusan
• Tipe-Tipe Keputusan
Tipe-tipe
keputusan dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
- Keputusan-keputusan yang di program(programmed
decisions) adalah
satu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan dan
prosedur.keputusan ini rutin dan dilakukan berulang-ulang.
- Keputusan-keputusan yang tidak di
program(non-programmed decisions)adalah
suatu keputusan yang berkenan dengan masalah-masalah khusus , khas dan
tidak terbiasa.
- Keputusan-keputusan dengan kepastian ,
resiko dan ketidak pastian, dimana
pembuatan keputusannya untuk masa depan atau masa yang akan datang.
3 macam
keputusan-keputusan kepastian, resiko dan ketidak pastian.
a)
Dalam kondisi kepastian(certainly),bahwa menejer dapat mengetahui apa
yang akan terjadi diwaktu yang akan datang sebab tersedia informasi yang
akurat, terpecaya dan dapat diukur sebagai dasar keputusan.
b)
Dalam kondisi resiko/risk, bahwa manajer mengetahui besarnya
probabilitas kemungkinan hasil ,tetapi informasi yang lengkap tidak tersedia.
c)
Kondisi ke tidak pastian (uncertainty),bahwa manajer tidak dapat
mengetahui probabilitas dan tidak mengetahui hasil-hasil dan menyangkut
keputusan kritis dan yang paling menarik.keputusan dapat diambil dengan
menggunakan metode kuantitatif(perhitungan statistik) untuk mengantisipasidan
memperkirakannya .
Proses
pembuatan keputusan yang efektif:
- Pemahaman dan perumusan masalah,bahwa setiap keputusan harus dapt dipahami
dengan perumusan masalah yang tepat dan akurat.
- Pengumpulan dan analisa yang relevan,bahwa setiap pengumpulan keputusan harus
mempunyai analisa yang relevan dan nyata dalam pengambilan keputusan.
- Pengembangan alternatif-alternatif ,bahwa setiap pengembangan keputusan-keputusan
dalam perumusan dan pengumpulan data harus dikembangkan secara
alternatif-alternatif suatu keputusan.
- Evaluasi alternatif-alternatif,bahwa setiap mengevaluasi suatu keputusan harus
dengan komposisi,data yamg lemgkap dan seimbang.
- Pemilihan alternatif terbaik,bahwa setiap pemilihan suatu keputusan harus
dengan konsep-konsep data alternatif yang terbaik.
- Implementasi keputusan,bahwa setiap keputusan harus mempunyai
perlengkapan yang matang dalam mengambil suatu keputusan.
- Evaluasi hasil-hasil keputusan,bahwa setiap keputusan harus
mempunyai hasil-hasil yang akurat ,analisa yang tepat.yang nantinya dapat
di evaluasi dan di kembangkan kembali sehingga menjadi hasil yang
memuaskan.
• Proses Pengambilan Keputusan
Sebelum dan
sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses
yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
- Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan
membeli suatu produk sebagai solusi atas
permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang
muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
- Pencarian informasi (information source). Setelah memahami
masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari
dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
- Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah
konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapinya.
- Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen
mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan
pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak
sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
- Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan
proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap
pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.
Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk
tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Terdapat 5
faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
- Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan
seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
- Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian
yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integrasi (integration)
merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan
mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan
tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut
Para manejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan akan gagasan.